Skip to main content

Sejarah Manajemen Kuno

Kalau kita membaca buku-buku manajemen saat ini seakan-akan ilmu manajemen mulai hadir di awal abad XIX dengan sederetan ahli manajemen dari negara-negara barat. Apabila anda ingin mengetahui sejak kapan sesungguhnya ilmu manajemen dikenal dan digunakan orang, dapat menelusuri ilmu manajemen pada zaman ramainya perdagangan di Sumeria atau ketika dilakukannya pembangunan piramid di Mesir. Para ahli menemukan tulisan kuno yang ditinggalkan bangsa Mesir di tahun 1300 sebelum masehi yang berisi pengakuan betapa pentingnya organisasi dan administrasi dalam negara-negara birokratis di zaman kuno. Leluhur bangsa Cina pun meninggalkan berbagai catatan sejarah yang memuat berbagai saran praktis untuk administrasi negara yang baik dan nasihat untuk memilih pejabat yang jujur, adil, tidak memikirkan diri sendiri, dan mampu bekerja. Bangsa Yunani yang pernah mengalami masa keemasannya, juga telah memiliki dan menjalankan prinsip-prinsip manajemen. Hal ini terbukti dari pengelolaan berbagai pranata sosial dengan baik, kerajaan tidak dapat mengendalikan rakyat dan sumber daya alamnya, Begitu juga dengan kerajaan Romawi yang pernah menghadapi kompleksitas pekerjaan administrasinya, membutuhkan suatu manajemen tingkat tinggi sehingga kerajaan ini menghasilkan suatu teknik manajerial yang mampu  mengendalikan kekaisaran dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi. Bangsa Indonesia di zaman kerajaan telah mempraktikkan ilmu manajemen dalam mengatur pemerintahan dan simbol-simbol kerajaan dan agama. Pembangunan Candi Borubudur adalah contoh yang mudah kita kenali. Jika kita pergi melihat candi tersebut, maka kita pasti akan bertanya, bagaimana menemukan dan mengangkut batu-batu ke lokasi candi, bagaimana batu-batu besar  dapat mencapai puncak candi, bagaimana mengelola pekerja yang berjumlah ribuan, bagaimana menghitung konstruksi bangunan agar dapat bertahan lama, dan masih banyak lagi. Mereka telah menjalankan apa yang sebetulnya telah, sedang, dan kita akan laksanakan.

Organisasi keagamaan dan kemiliteran adalah dua organisasi yang telah lama menggunakan ilmu manajemen. Sesuai dengan sejarah kehidupan manusia, kedua organisasi ini terus mendampingi sejarah kehidupan manusia. Sebelum agama samawi berkembang peradaban manusia diliputi oleh nilai kepercayaan terhadap para dewa, arwah nenek moyang, dan roh yang diyakini dapat menentukan kehidupan manusia. Begitu eratnya hubungan antara manusia dengan kepercayaan menyebabkan manusia membutuhkan ilmu yang dapat mengelola hubungan antara keduanya agar kehidupan mereka dapat terus damai, aman, sejahtera. Ilmu manajemen telah mereka gunakan walaupun dalam tingkat sederhana. Ketika mereka melakukan suatu upacara ritual, misalnya, mereka membutuhkan pengelolaan yang mampu melibatkan dan mengendalikan ribuan umat, sejumlah besar alat peralatan upacara, dan serangkaian upacara adat yang harus dilalui. Semuanya itu membutuhkan manajemen yang baik. Terbukti semua upacara yang mereka lakukan berjalan dengan baik dan lancar selama berabad-abad.

Di dalam perjalanan sejarah dan peradaban manusia, pengelolaan pura, kuil, sinagog, gereja, dan masjid beserta umatnya yang tersebar di seluruh dunia, menggunakan manajemen yang luar biasa rapi untuk dapat menjalankan keyakinan mereka. Sebagai contoh, gereja Roma Katolik telah menjalankan roda organisasinya dengan menggunakan teknik perkembangan hirarki otoritas dengan skala organisasi teritorialnya, spesialisasi aktivitas sesuai dengan garis-garis fungsional, dan menggunakan cara-cara organisasi secara cermat. Contoh lainnya adalah pengelolaan haji dalam Islam yang telah berjalan lebih dari 14 abad. Kerajaan Arab Saudi telah memiliki manajemen yang mampu mengatur penyelenggaraan haji untuk jutaan umatnya setiap tahun dari seluruh penjuru dunia.

Lembaga kemiliteran pun telah menerapkan ilmu manajemen untuk memaksimalkan efektivitas dan efisiensinya. Sejak zaman purba manusia kerap melakukan pertempuran atau peperangan. Manusia sudah saling menaklukkan, saling menjajah, saling menguasai, dan saling menindas dengan kekuatan agresi militer. Suatu kekuatan militer tidak mungkin dapat menguasai sebagian atau seluruh wilayah baru tanpa adanya ilmu manajemen. Bagaimana mungkin militer dapat menggerakkan ribuan bahkan ratusan ribu pasukan dengan segala peralatan dan logistik tanpa bantuan ilmu manajemen. Apakah anda masih ingat seorang Jengis Khan yang menaklukkan kerajaan lain dalam waktu singkat ? Atau persiapan Sultan Agung menyerang Batavia ? Apakah pernah terpikirkan oleh anda bagaimana cara mengelola pasukan dan logistik mereka di zaman yang belum ditemukan mesin dan berbagai peralatan perang ? Tentu kemampuan manajerial mereka sangat luar biasa, bukan ?

Kejayaan pranata keagamaan dan kemiliteran dalam menggunakan manajemen memang tidak tercatat dengan label nama apa pun tetapi mereka telah membuktikan bahwa mereka telah menerapkan ilmu manajemen jauh sebelum para ahli ilmu manajemen barat yang kita kenal sekarang, mencetuskan dan merumuskan gagasannya.

kalau kita mau menelusuri lebih jauh lagi, maka sesungguhnya sejarah manajemen tidak jauh berbeda dengan perkembangan sejarah manusia itu sendiri. Artinya, manajemen telah ada sejak manusia diturunkan oleh Tuhan ke muka bumi ini yang selanjutnya berkembang sejalan dengan perkembangan dan tuntutan hidup di gua dengan peralatan sederhana untuk menghadapi alam yang begitu ganas, menggunakan ilmu manajemen sesuai dengan kebutuhan dan zamannya. Berangsur-angsur manusia menggunakan segala daya upaya dan akal pikirannya untuk mengembangkan keterampilan manajemennya, demi mencapai kehidupan yang lebih baik di hari berikutnya.

Baca juga artikel menarik mengenai Manajemen dan Konsep Dasar Manajemen lainnya.

Comments

Post a Comment

Terima Kasih telah membaca artikel kami.

Pembaca yang baik pasti meninggalkan jejak, walaupun hanya ucapan "terimakasih"

Popular posts from this blog

Dua Pertanyaan Besar dalam Ilmu Ekonomi

Dua pertanyaan besar yang kerap kali muncul dalam ilmu ekonomi ( economics ) terkait dengan: Bagaimana dengan sumber daya yang terbatas dan dihadapkan pada pilihan-pilihan yang ada, diambil keputusan tentang apa, bagaimana, dan untuk siapa barang-barang dan jasa diproduksi. Kapan pilihan-pilihan yang dibuat dalam rangka memaksimalkan kepentingan pribadi sekaligus juga mampu memaksimalkan kepentingan sosial. 1. Apa, Bagaimana, dan untuk Siapa ? Apa yang diproduksi oleh suatu perekonomian ? setiap perekonomian memiliki banyak pilihan untuk jenis barang atau jasa yang akan diproduksi. Namun demikian, dengan pemahaman bahwa setiap perekonomian memiliki keterbatasan sumber daya yang dimilikinya, maka tidak semua jenis barang dan jasa harus diproduksi sendiri oleh perekonomian tersebut. Apakah perusahaan di Indonesia sebaiknya memproduksi traktor untuk pertanian ? Atau lebih baik memproduksi pesawat terbang ? Kemudian, bagaimana barang dan jasa diproduksi akan menjadi pertanyaan sel

Tanggung Jawab Sosial

Telah dijelaskan etika mempengaruhi perilaku pribadi di lingkungan kerja. Masalah lain yang juga perlu diperhatikan bagi tiap perusahaan selain masalah etika bisnis adalah mengenai tanggung jawab sosial. Griffin dan Ebert (2002) menyatakan, tanggung jawab sosial adalah usaha suatu bisnis untuk menyeimbangkan komitmennya terhadap kelompok dan individu dalam lingkungannya, termasuk konsumen, bisnis lain/pesaing, karyawan, dan investor. Sedangkan Bone dan Kurtz (2000) menyatakan tanggung jaawab sosial merupakan penerimaan manajemen terhadap kewajiban untuk mempertimbangkan laba, kepuasan pelanggan, dan kesejahteraan sosial sebagai nilai sepadan dalam mengevaluasi kinerja perusahaan. Dapat disimpulkan tanggung jawab sosial lebih berkaitan dengan cara suatu bisnis bertindak terhadap kelompok dan pribadi lainnya dalam lingkungan sosialnya. Pada kenyataannya tanggung jawab sosial lebih merupakan suatu usaha untuk mengimbangi komitmen yang berbeda. Misal, untuk bertindak secara bertanggung ja

Peluang dan Tren Bisnis Masa Depan

Sejak kita meninggalkan abad XX dan beranjak pada abad XXI, terdapat berbagai faktor yang menurut para ahli menjelaskan dinamika kondisi ekonomi pada sekitar tahun 1990-an, antara lainberikut ini, Perkembangan teknologi baru yang dapat meningkatkan produktivitas. Deregulasi keuangan, pasar modal, perbankan, dan perdagangan. Peningkatan aktivitas wirausaha dan investasi modal ventura. Pendekatan baru dalam pengelolaan persediaan. Berakhirnya perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Peningkatan daya beli atau pengeluaran konsumen. Pengurangan defisit anggaran belanja. Peningkatan investasi melalui pasar saham. Kebijakan moneter pemerintah yang lebih bersahabat dengan para pebisnis. Peningkatan perdagangan internasional. Beberapa faktor tersebut dapat menjelaskan bagaimana aktivitas bisnis terkait dengan kondisi ekonomi. Namun, ada beberapa faktor di antaranya memiliki fenomena atau catatan khusus yang bernilai. Contohnya, deregulasi keuangan telah membuat anta