Skip to main content

Tanggung Jawab Sosial

Telah dijelaskan etika mempengaruhi perilaku pribadi di lingkungan kerja. Masalah lain yang juga perlu diperhatikan bagi tiap perusahaan selain masalah etika bisnis adalah mengenai tanggung jawab sosial. Griffin dan Ebert (2002) menyatakan, tanggung jawab sosial adalah usaha suatu bisnis untuk menyeimbangkan komitmennya terhadap kelompok dan individu dalam lingkungannya, termasuk konsumen, bisnis lain/pesaing, karyawan, dan investor. Sedangkan Bone dan Kurtz (2000) menyatakan tanggung jaawab sosial merupakan penerimaan manajemen terhadap kewajiban untuk mempertimbangkan laba, kepuasan pelanggan, dan kesejahteraan sosial sebagai nilai sepadan dalam mengevaluasi kinerja perusahaan. Dapat disimpulkan tanggung jawab sosial lebih berkaitan dengan cara suatu bisnis bertindak terhadap kelompok dan pribadi lainnya dalam lingkungan sosialnya. Pada kenyataannya tanggung jawab sosial lebih merupakan suatu usaha untuk mengimbangi komitmen yang berbeda. Misal, untuk bertindak secara bertanggung jawab terhadap investor, perusahaan perlu memaksimalkan profitnya. Namun, perusahaan juga memiliki tanggung jawab untuk menawarkan produk yang aman dan memuaskan konsumennya, sebagai suatu komitmen yang dapat menaikkan biaya produksi atau menurunkan profitnya.

Secara keseluruhan tanggung jawab sosial mencerminkan etika perorangan yang diterapkan oleh perusahaan terutama manajemen puncaknya walau tidak menutup kemungkinan tanggung jawab sosial dapat didorong oleh lembaga pemerintahan, konsumen, investor, dan oleh perilaku perusahaan lain/pesaing.
Namun demikian, banyak perusahaan yang bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tanggung jawab sosialnya terhadap stakeholder-nya (individu atau kelompok sangat terkait langsung terhadap kinerja perusahaan).

Konsumen. Bisnis bertanggung jawab pada konsumennya dengan menjaga kejujuran dan keterbukaannya. Mereka juga mencoba menetapkan harga yang wajar, garansi, memenuhi komitmen, dan menjaga kualitas produk yang mereka jual.
Karyawan. Bisnis bertanggung jawab sosial di dalam kesepakatan mereka dengan mempekerjakan karyawan dengan wajar, membuat karyawan menjadi bagian dari tim, dan menghargai martabat dan kebutuhan manusiawinya.
Investor. Untuk menjaga tanggung jawab sosial terhadap investor, manajer harus mengikuti prosedur akuntansi yang benar, menyediakan informasi yang tepat pada pemegang saham mengenai kinerja keuangan, dan mengelola organisasi untuk melindungi hak pemegang saham dan investasi.
Pemasok. Hubungan dengan pemasok harus dikelola dengan baik. Banyak perusahaan kini menyadari pentingnya kerja sama saling menguntungkan dengan pemasok sehingga mereka melakukan kontrak pembelian dengan negosiasi harga, jadwal.
Komunitas lokal. Hampir semua bisnis mencoba bertanggung jawab sosial terhadap komunitas lokalnya. Mereka mungkin berkontribusi dalam program lokal, seperti bakti sosial, beasiswa serta pengobatan gratis.

1. Area Tanggung Jawab Sosial
Pada saat mendefinisikan permasalahan atau rasa tanggung jawab sosial, suatu perusahaan akan menghadapi 4 hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu tanggung jawab terhadap lingkunganya, konsumennya, karyawannya dan investornya.

a. Tanggung jawab ke depan terhadap lingkungannya
Misa, dengan meminimalkan polusi udara yang disebabkan oleh produksi perusahaannya, mencakup polusi udara, misalnya dengan menggunakan penghisap zat-zat beracun pada asap yang dikeluarkan dari produksi, polusi air dengan membuat penampungan limbah yang menyerap zat-zat berbahaya sebelum dialirkan ke aliran sungai, dan polusi tanah dengan meminimalkan sampah yang dikeluarkan dengan menggunakan bahan-bahan yang dapat di daur ulang.
b. Tanggung jawab ke depan terhadap konsumennya
Dengan menyediakan produk yang berkualitas dan dengan harga yang sesuai. Konsumen memiliki hak untuk memperoleh produk yang aman, memperoleh informasi mengenai produk yang digunakan, hak untuk didengarkan dan hak untuk memilih apa yang hendak dibeli. Tanggung jawab perusahaan terhadap konsumennya juga termasuk dengan memperhatikan etika dalam beriklan, antara lain dengan tidak membuat janji-janji tentang sebuah produk yang tidak ditepati oleh perusahaan.
c. Tanggung jawab ke depan terhadap karyawannya
Dengan melakukan berbagai aktivitas, seperti rekrutmen, pelatihan, promosi dan kompensasi sesuai dengan hak-hak yang harus diperoleh karyawan.
d. Tanggung jawab ke depan terhadap investornya
Misal, dengan memberikan laporan keuangan dengan jujur dan sesuai keadaan, tidak memberikan informasi kepada investor-investor tertentu saja, dan memberikan laporan keuangan sesuai dengan aturan dalam laporan keuangan yang berlaku.


2. Pendekatam-pendekatan terhadap Tanggung Jawab Sosial
Terdapat 4 tahapan yang perusahaan dapat ambil dalam memenuhi kewajiban tanggung jawab sosialnya dari tingkat terendah sampai tingkat tertinggi.

Dapat diketahui empat macam pendekatan terhadap tanggung jawab sosial adalah sebagai berikut.

a. Obstructionist stance
Pendekatan terhadap tanggung jawab sosial, meliputi melakukan seminimal mungkin dan mungkin meliputi usaha untuk mengingkari atau menutupi pelanggaran.

b. Defensive stance
Pendekatan terhadap tanggung jawab sosial yang mana suatu perusahaan memenuhi hanya kebutuhan legal minimum dalam komitmennya terhadap kelompok dan individu dalam lingkungan sosialnya.

c. Accommodative stance
Pendekatan terhadap tanggung jawab sosial yang mana suatu perusahaan, jika secara khusus diminta, melebihi kebutuhan legal minimum dalam komitmennya terhadap kelompok dan individu dalam lingkungan sosialnya.

d. Proactive stance
Pendekatan terhadap tanggung jawab sosial yang mana suatu perusahaan secara aktif mencari peluang untuk berkontribusi dalam kebaikan kelompok dan individu dalam lingkungan sosialnya.

3. Mengelola Program Tanggung Jawab Sosial

Membuat sebuah perusahaan bertanggung jawab sosial secara penuh pada pendekatan tanggung jawab di atas memerlukan program yang di organisasikan dan dikelola dengan hati, hati. Secara umum, manajer harus melakukan hal-hal berikut.
a. Tanggung jawab sosial harus dimulai dari tingkatan manajemen puncak, karena tanpa dukungan dari manajemen puncak tidak akan program yang berjalan sukses.
b. Sebuah komite atau panitia yang terdiri dari manajer-manajer puncak harus mengembangkan sebuah rencana yang merinci tingkat dukungan manajemen.
c. Seorang eksekutif atau manajer harus bertanggung jawab dalam pengimplementasian program yang telah direncanakan.
d. Terakhir perusahaan harus melakukan audit sosial, yaitu analisis sistematis mengenai penggunaan dana dan pencapaiannya terhadap tujuan tanggung jawab sosialnya.

Demikian artikel Tanggung Jawab Sosial, baca juga Bentuk-bentuk Badan Usaha yang merupakan artikel terkait dengan Pengantar Bisnis. Terima kasih.

Comments

Post a Comment

Terima Kasih telah membaca artikel kami.

Pembaca yang baik pasti meninggalkan jejak, walaupun hanya ucapan "terimakasih"

Popular posts from this blog

Dua Pertanyaan Besar dalam Ilmu Ekonomi

Dua pertanyaan besar yang kerap kali muncul dalam ilmu ekonomi ( economics ) terkait dengan: Bagaimana dengan sumber daya yang terbatas dan dihadapkan pada pilihan-pilihan yang ada, diambil keputusan tentang apa, bagaimana, dan untuk siapa barang-barang dan jasa diproduksi. Kapan pilihan-pilihan yang dibuat dalam rangka memaksimalkan kepentingan pribadi sekaligus juga mampu memaksimalkan kepentingan sosial. 1. Apa, Bagaimana, dan untuk Siapa ? Apa yang diproduksi oleh suatu perekonomian ? setiap perekonomian memiliki banyak pilihan untuk jenis barang atau jasa yang akan diproduksi. Namun demikian, dengan pemahaman bahwa setiap perekonomian memiliki keterbatasan sumber daya yang dimilikinya, maka tidak semua jenis barang dan jasa harus diproduksi sendiri oleh perekonomian tersebut. Apakah perusahaan di Indonesia sebaiknya memproduksi traktor untuk pertanian ? Atau lebih baik memproduksi pesawat terbang ? Kemudian, bagaimana barang dan jasa diproduksi akan menjadi pertanyaan sel

Peluang dan Tren Bisnis Masa Depan

Sejak kita meninggalkan abad XX dan beranjak pada abad XXI, terdapat berbagai faktor yang menurut para ahli menjelaskan dinamika kondisi ekonomi pada sekitar tahun 1990-an, antara lainberikut ini, Perkembangan teknologi baru yang dapat meningkatkan produktivitas. Deregulasi keuangan, pasar modal, perbankan, dan perdagangan. Peningkatan aktivitas wirausaha dan investasi modal ventura. Pendekatan baru dalam pengelolaan persediaan. Berakhirnya perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Peningkatan daya beli atau pengeluaran konsumen. Pengurangan defisit anggaran belanja. Peningkatan investasi melalui pasar saham. Kebijakan moneter pemerintah yang lebih bersahabat dengan para pebisnis. Peningkatan perdagangan internasional. Beberapa faktor tersebut dapat menjelaskan bagaimana aktivitas bisnis terkait dengan kondisi ekonomi. Namun, ada beberapa faktor di antaranya memiliki fenomena atau catatan khusus yang bernilai. Contohnya, deregulasi keuangan telah membuat anta