Skip to main content

Bagaimana Mengoptimalkan Kinerja Manajer ?

Penilaian keberhasilan kinerja seorang manajer sangat tergantung dari kinerja bawahannya karena seorang manajer tidak dapat bekerja sendiri. Oleh karena itu seorang manajer harus mampu memimpin bawahannya berprestasi dalam pekerjaannya. Menurut hasil pengamatan para praktisi manajemen, faktor yang menstimulasi bawahan untuk berprestasi bukan hanya imbalan yang besar saja, tetapi ada faktor-faktor lain yang lebih penting dari itu. Paling tidak, ada 10 (sepuluh) faktor yang diinginkan bawahan untuk meningkatkan kinerja mereka antara lain:

  1. Pekerjaan yang Menarik. Manajer hendaknya mampu meyakinkan bawahannya bahwa pekerjaannya sangat menarik. Suatu pekerjaan dikatakan menarik bila orang yang mengerjakannya merasa senang melakukannya. Berwal dari rasa senang itu pula diharapkan bawahan dapat meningkatkan kualitas pekerjaannya. Seorang pimpinan juga perlu mengetahui jenis pekerjaan yang cocok dan disenangi bawahannya.
  2. Kesejahteraan yang memadai. Manajer harus dapat membuktikan bahwa dia mampu memberikan kesejahteraan yang memadai pada bawahannya dan pembagiannya dilakukan secara objektif. hal ini penting dalam membangkitkan dan memelihara gairah kerja yang baik.
  3. Keamanan dalam pekerjaan. Manajer hendaknya mampu memberikan pengarahan atau pelatihan yang memadai kepada bawahannya sebelum suatu pekerjaan dilakukan. Dengan demikian dapat mengurangi rasa khawatir akan kegagalan dalam melakukan pekerjaan tersebut.
  4. Penghayatan terhadap pekerjaan yang dilakukan. Manajer harus mampu menyadarkan bawahannya tentang hakikat dan makna pekerjaan yang dilakukannya. Dengan begitu mereka akan tahu manfaat dari pekerjaannya sehingga timbul motivasi untuk mengerjakannya.
  5. Suasana atau lingkungan kerja yang baik. Pimpinan hendaknya mengetahui bagaimana membuat tempat kerja yang kondusif dan hubungan personal harmonis. Lingkungan kerja yang baik diharapkan membawa pengaruh yang baik pula terhadap hasil kerja.
  6. Promosi dan perkembangan diri mereka sejalan dengan kompetensi dan kontribusi. Seorang bawahan akan merasa bangga bila kelompok kerjanya meraih kemajuan dalam kinerjanya. Apalagi bila promosi dan perkembangan diri mereka dihargai secara adil berdasarkan pada kompetensi dan kontribusinya. Dengan kebanggaan itu pula dia akan selalu menjaga prestasi dan citra kelompok kerjanya.
  7. Merasa terlibat dalam kegiatan-kegiatan kelompok kerja. Perasaan memiliki (sense of blonging) bawahan terhadap kelompok kerjanya harus senantiasa ditumbuh-kembangkan melalui keterlibatan yang aktif dan tulus. Dengan demikian bawahan akan merasa bahwa dirinya benar-benar dibutuhkan dalam kelompok kerjanya sehingga ia akan selalu termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya.
  8. Pengertian dan simpati atas masalah pribadi. Seorang Manajer harus mampu menjalin hubungan emosional dengan bawahannya secara bijaksana. Jika diperlukan, dalam batas-batas tertentu, seorang manajer perlu memahami dan mengerti urusan pribadi bawahannya tanpa mengesankan turut campur. Dengan demikian hubungan kerja tidak terbatas pada pendekatan formal legalistik, namun juga pendekatan kekeluargaan atau dari hati ke hati antara manajer dan bawahannya.
  9. Kesetiaan manajer pada bawahannya. Tidak hanya bawahan yang perlu memberikan loyalitas pada pimpinan, manajer pun perlu menunjukkan loyalitas kepada bawahannya. Loyalitas demikian akan menjadi dasar rasa kepercayaan bawahan terhadap manajernya, sehingga mereka mau memberikan dukungan yang penuh terhadap aktivitas kelompok kerjanya. Hal ini dapat juga mendatangkan wibawa bagi seorang manajer.
  10. Selalu disiplin dalam bekerja. Penerapan disiplin kerja dengan pendektan legalitas formal hendaknya di minimalisasi. Manajer yang hanya berbicara tentang sangsi atau hukuman dalam menegakkan disiplin, hanya menunjukkan ketidakmampuannya dalam memimpin. Pendekatan seperti ini akan menstimulasi bawahan untuk bersikap defensif dan bisa mengurangi keterlibatan dan dukungan mereka terhadap kelompok kerjanya.

Baca juga artikel terkait mengenai Konsep Dasar Manajemen lainnya. Terima kasih.

Comments

Popular posts from this blog

Apakah Kemampuan Manajerial itu ?

Seperti jabatan lainnya, menjadi manajer tidaklah semudah yang diperkirakan seseorang sebelumnya menjadi karyawan biasa. Untuk menjadi seorang manajer yang sukses, ia harus memiliki sejumlah kompetensi umum dan khusus. Kemampuan manajerial adalah kemampuan untuk mengatur, mengoordinasikan dan menggerakkan para bawahan ke arang pencapaian tujuan yang telah ditentukan organisasi. Dalam organisasi yang berukuran besar, kesempatan manajer untuk mengadakan kontrak dengan seluruh bawahan relatif sangat kecil. Lebih-lebih dalam organisasi yang besar yaitu organisasi yang ruang lingkup operasinya nasional atau internasional. Dengan demikian, kegiatan mengintegrasikan, mengoordinasikan dan menggerakkan para bawahan oleh manajer puncak dilakukan melalui pendelegasian wewenang kepada manajer dan manajer pengawas. Kemampuan manajerial tidak begitu saja muncul. Kemampuan ini lahir dari suatu proses yang panjang yang terjadi secara perlahan-lahan melalui proses pengamatan dan belajar. Bukti dari k...

Keahlian Manajer

Walaupun jumlah posisi manajerial hampir tidak terbatas, namun kesuksesan atau keberhasilan orang-orang yang menduduki jabatan tersebut sering kali terhambat oleh keterbatasan keterampilan atau skill dan kemampuan. Oleh karena itu, manajer yang efektif perlu mengembangkan keahlian teknikal, keahlian dalam hubungan antarmanusia ( human relations ), keahlian konseptual, keahlian pengambilan keputusan, dam keahlian manajemen waktu. Keahlian Teknikal ( Technical Skill ). Keahlian teknikal atau teknis adalah keahlian khusus yang harus dimiliki oleh seorang manajer berkaitan dengan tanggung jawab utama yang harus dijalankan. Misalkan, seorang manajer yang bertanggung jawab di bidang keuangan haru mengetahui ilmu-ilmu bidang keuangan. Manajer yang bertanggung jawab di bidang pemasaran harus mengerti mengenai pasar. Keahlian Hubungan Manusia ( Human Relation Skill ). Manajer berkaitan dengan mengarahkan dan mengontrol agar orang—orang yang ada di dalam perusahaan bertindak untuk mencapai...

Tanggung Jawab Sosial

Telah dijelaskan etika mempengaruhi perilaku pribadi di lingkungan kerja. Masalah lain yang juga perlu diperhatikan bagi tiap perusahaan selain masalah etika bisnis adalah mengenai tanggung jawab sosial. Griffin dan Ebert (2002) menyatakan, tanggung jawab sosial adalah usaha suatu bisnis untuk menyeimbangkan komitmennya terhadap kelompok dan individu dalam lingkungannya, termasuk konsumen, bisnis lain/pesaing, karyawan, dan investor. Sedangkan Bone dan Kurtz (2000) menyatakan tanggung jaawab sosial merupakan penerimaan manajemen terhadap kewajiban untuk mempertimbangkan laba, kepuasan pelanggan, dan kesejahteraan sosial sebagai nilai sepadan dalam mengevaluasi kinerja perusahaan. Dapat disimpulkan tanggung jawab sosial lebih berkaitan dengan cara suatu bisnis bertindak terhadap kelompok dan pribadi lainnya dalam lingkungan sosialnya. Pada kenyataannya tanggung jawab sosial lebih merupakan suatu usaha untuk mengimbangi komitmen yang berbeda. Misal, untuk bertindak secara bertanggung ja...